Kejadian apendisitis di Indonesia menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan persentase 3.36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 621.435 orang dengan persentase 3.53%. Apendisitis merupakan penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di rumah sakit pada tahun 2009 dan 2010.

Apendisitis bisa terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan balita, kejadian apendisitis ini meningkat pada usia remaja dan dewasa. Usia 20 – 30 tahun bisa dikategorikan sebagai usia produktif. Dimana orang yang berada
pada usia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan peningkatan tekanan pada rongga usus dan pada akhirnya menyebabkan sumbatan pada saluran apendiks.

Menyikapi data tersebut maka BRSUD Tabanan kembali mengadakan bincang sehat mengenali radang usus buntu lebih dalam dengan narasumber dr. I Putu Gosen Partama M.Biomed, Sp.B  selama 45 menit beliau menjelaskan lebih dalam tentang radang usus buntu.

Apendisitis sesuai namanya merupakan peradangan dari apendiks vermiformis, atau usus buntu. Usus buntu ini sangat kecil, hanyaberukuran 6 cm hingga 9 cm. Pada waktu kecil, apendiks berfungsisebagai organ imunologik yang mengeluarkan IgA, IgA berfungsidalam pertahanan tubuh kita. Namun, peran dari apendiks sebagai organ imunologi saat diangkat, tidak akan mengganggu daya tahan tubuh kita. Bila apendisitis tidak ditangani, maka dapat berujung pada komplikasi berupa perforasi usus, infeksi perut umum, abses (nanah) di apendiks, infeksi umum seluruh tubuh (sepsis), hingga sumbatan usus.

Keluhan apendisitis dimulai dari nyeri di bagian perut sekitar pusar (periumbilikus) dan muntah karena rangsangan daerah lapisan perut dalam. Sekitar 2 – 12 jam nyeri perut akan berpindah ke kuadran kanan bawah yang menetap. Nyeri biasanya akan diperberat dengan batuk dan berjalan. Nyeri biasanya akan semakin parah. Selain nyeri bagian perut, pasien juga akan mengalami keluhan tidak mau makan, meriang atau malaise, demam yang tidak terlalu tinggi, susah buang air besar, diare, mual dan muntah. Jika mengalami ini maka pasien dianjurkan untuk langsung datang ke fasilitas terdekat untuk memperoleh penganan. Cara terbaik adalah mencegah radang usus buntu dengan makan makanan berserat tinggi, minum air putih yang cukupdan  jangan menunda buang air besar.

  1. Konsumsi makanan berserat tinggi

Makan makanan berserat dapat menjadi salah satu cara mencegah usus buntu yang dapat dilakukan.Hal ini karena radang usus buntu dapat disebabkan oleh penumpukan feses yang mengeras (fekalit). Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada orang yang kurang banyak mengonsumsi makanan berserat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa 14 dari 19 anak dengan kondisi radang usus buntu akut diketahui jarang mengonsumsi makanan berserat. Oleh sebab itu, para ahli kesehatan menyarankan konsumsi makanan berserat sebagai cara mencegah usus buntu akibat penumpukan feses.Makan makanan berserat dapat membantu menarik lebih banyak air ke usus besar sehingga tekstur feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan oleh tubuh. Serat juga merangsang gerakan usus tetap normal. Ini artinya, baik makanan maupun feses dapat melewati usus dengan lancar tanpa menyebabkan penumpukan.Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh pusat medis Universitas Maryland mengemukakan bahwa makan makanan berserat dapat membantu mencegah usus buntu yang meradang dan pecah.Anda dapat meningkatkan asupan makanan berserat yang berasal dari buah-buahan dan sayuran (pepaya, apel, pisang, wortel, sayuran hijau), oatmeal, kacang polong, dan biji-bijian utuh.

  1. Vitamin A dan D 

Selain serat, konsumsi vitamin A dan D juga diyakini merupakan salah satu cara mencegah radang usus buntu.Vitamin A membantu sel darah putih melawan infeksi, sementara vitamin D melawan bakteri dan infeksi pada tingkatan yang lebih tinggi. Dua vitamin ini wajib ada dalam asupan makanan jika Anda ingin mencegah radang usus buntu.

  1. Minum Air Putih

Cara mencegah usus buntu berikutnya adalah dengan banyak mengonsumsi air putih. Selain mencegah dehidrasi, minum banyak air putih dapat memaksimalkan kinerja usus dan serat makanan berfungsi dengan baik di usus.Jika minum air putih yang cukup, makanan yang dikonsumsi dapat dengan lancar melewati saluran pencernaan. Namun, sebaliknya apabila konsumsi air putih tidak cukup, usus akan menyerap cairan dari feses untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Akibatnya, Anda akan sulit untuk buang air besar dan terjadilah penumpukan feses yang dapat meningkatkan risiko radang usus buntu.Jadi, pastikan Anda mencukupi asupan air putih dalam tubuh setiap hari, setidaknya 8 gelas per hari. Selain air putih, juga bisa mendapatkan cairan dari jus buah-buahan atau sup.

  1. Jangan Menahan Buang Air Besar

Menahan BAB mungkin terdengar sepele, namun faktanya orang yang suka menunda BAB akan lebih mungkin mengalami sembelit. Kondisi sembelit akibat kerasnya feses berpotensi menyebabkan usus buntu. Agar dapat mencegah radang usus buntu, segeralah buang air besar saat dorongan itu tiba.

  1. Batasi asupan kafein dan alkohol 

Kafein dan alkohol adalah dua zat yang dapat menyebabkan sembelit, yang menjadi cikal bakal radang usus buntu pada kemudian hari. Mulai hari ini, batasilah konsumsi minuman ataupun makanan yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, serta minuman beralkohol.