BRSUD TABANAN GELAR PENYULUHAN DARING DAN PEMBAGIAN LEAFLET

 Mata adalah  salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap >80% informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatanbanyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan perlu mendapatkan perhatian.

Data Infodatin Kemenkes RItahun 2018 menunjukkan, penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan terbesar pada penduduk umur di atas 50 tahun di Indonesia adalah katarak yang tidak dioperasi dengan proporsi sebesar 77,7%. Katarak merupakan  penyebab utama kebutaan baik pada laki – laki (71,7%) maupun perempuan (81,0%). Katarak merupakan proses degeneratif yang sangat dipengaruhi umur. Dengan meningkatnya umur harapan hidup maka proporsi penduduk umur ≥50 tahun akan meningkat sehingga jumlah penderita katarak juga akan makin meningkat

Memperhatikan data tersebut maka dalam rangka memperingati hari penglihatan sedunia tanggal 9 Oktober  maka hari ini tanggal 8 Oktober 2020 BRSUD Tabanan mengadakan penyuluhan secara daring dengan tema “Bebaskan Lansia Dari Katarak”. Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah dr. I Putu Rustama Putra, M.Biomed, Sp.M dengan moderator dr. Putu UtamiaSuma Masyuni, S.Ked. Dalam penjelasan tersebut dokter Putu Rustama menyampaikan bahwa Katarak adalah proses degenerative berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.  Adapun faktor risiko dari penyakit katarak adalah usia lanjut diatas 40 tahun, riwayat keluarga, penyakit mata lainnya seperti ; glaucoma, uveitis, trauma, kelaianan sistemik seperti: diabetes mellitus atau kencing manis dan kelainan  metabolik lainnya, penggunaan  tetes mata secara rutin yang mengandung steroid, kebiasaan merokok, dan paparan sinar ultraviolet. Selain itu bayi baru lahir juga dapat mengalami katarak akibat infeksi yang terjadi pada ibu selama kehamilan contohnya infeksi Rubella. Untuk mencegah penyakit katarak maka yang perlu dilakukan adalah lakukan deteksi dini dengan memeriksakan mata ke fasilitas kesehatan, makan-makanan yang bergizi seperti buah dan sayuran,  berenti merokok, memakai kaca mata anti UV. Pembagian leaflet penjelasan katarak  kepada pengunjung rumah sakit juga sebagai upa auntuk meingkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.

Kebutaan akibat katarak merupakan kebutaan yang dapat disembuhkan yaitu melalui operasi dengan biaya yang tidak terlalu mahal dan dapat dibiayai dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Katarak juga dapat ditangani dengan tindakan non operasi menggunakan terapi obat-obatan.  Besarnya proporsi kebutaan akibat katarak menunjukkan masih banyaknya penderita katarak yang belum tertangani. Mari kita peduli kesehatan mata kita dengan memeriksakan rutin ke fasilitas kesehatan dan jangan menunggu sampai telah terjadi keluhan.