“ Mendengar Seumur Hidup. Jangan biarkan gangguan pendengaran membatasi anda” merupakan tema Hari Pendengaran Sedunia tahun ini. Untuk itu Tim Humas & PKRS BRSU Tabanan dengan Pembicara dr. Wayan Karya, Sp.THT mengadakan penyuluhan di Ruang Tunggu Poliklinik tentang Penurunan Pendengaran Pada Lansia.

Kasar di dengar Pasar……….baku didengar buku, sering terjadi pada lansia. PENURUNAN PENDENGARAN PADA LANSIA atau yg disebut Presbikusis adalah tuli pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi perlahan berangsur-angsur memberat dan terjadi pada kedua sisi telinga. Awal gejala presbikusis ditandai berkurangnya kemampuan mendengar, kurangnya mengerti percakapan, telinga sakit saat lawan bicara bersuara keras, telinga berdenging, dan dari hasil pemeriksaan adanya penurunan tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz.

Laki-laki lebih berisiko dari pada perempuan untuk mengalami presbikusis, selain itu penderita hipertensi, diabetes melitus, merokok dan sering terpapar kebisingan. Bila presbikusis ini tidak dapat ditanggulangi akan menyebabkan terganggunya kemampuan memahami percakapan, terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga, menjadi pemarah, frustasi, depresi, ataupun menarik diri dari lingkungan social.

Untuk mengurangi dampak presbikusis ini penderita dianjurkan memakai alat bantu dengar (hearing Aid). Pencegahan prebikusis dapat dilakukan dengan gunakan pelindung telinga jika berada dilingkungan bising, tidak mendengarkan music dengan volume tinggi, konsumsi makanan bernutrisi dan olah raga yang teratur, berhenti merokok, yang terakhir periksa fungsi pendengaran secara rutin ke dokter. Papar dr.Wayan Karya, Sp.THT.