Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling banyak diderita masyarakat. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015 diketahui bahwa sekitar 1,13 Miliar orang di dunia mengalami hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025  tedapat 1,5 Miliar orang  yang terkena hipertensi dan diperkirakan 10,44 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat hipertensi dan komplikasinya.

Hipertensi tidak mengenal jenis kelamin dan bisa muncul kapan saja. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%. Dari prevalensi tersebut diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

Untuk memperingati hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2020, Tim Humas dan PKRS BRSUD Kabupaten Tabanan melaksanakan kegiatan pembagian leaflet terkait pencegahan dan pengendalian Hipertensi kepada pasien dan pengunjung di ruang tunggu poliklinik BRSUD Kabupaten Tabanan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat bahwa hipertensi dapat dicegah dan diobati, disamping tetap mematuhi physical distancing ditengah pandemi COVID-19.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Keluhan tidak spesifik yang sering terjadi pada penderita hipertensi, yaitu sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar, rasa sakit di dada, gelisah dan mudah lelah.

Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit vaskular perifer dan kerusakan pembuluh darah retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan. Oleh karena itu penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi. Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko, yaitu melalui perubahan perilaku dengan gaya hidup CERDIK yaitu: Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.

“Ayo Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”